Friday, October 13, 2006

RESIGN SUATU DILEMA

"Yah lagi ngapain, udah mam belun", Belum nih Mi", ayah lagi masak nih, Endeknya lagi ngapain, udah maem lom", nih yah endeknya mau ngomong",Ayah, udah emam blom,ya akhirnya ku jawab juga sama seperti pertanyaan uminya,"Blom, nak, ayah lagi masak, endek udah makan blom", Endek dah makan ama ikan yah", Yah beliin mobil- mobilan ya yah ,entar kalau pulang",Ya itulah sepenggal percakapan yang biasanya dilakukan lewat telepon antara istri dan anak dengan seorang ayahnya yang sedang merantau. Betapa hatiku terkisis saat mendengar suara anakku, betapa aku seoarang ayah yang tidak bertanggung jawab, dimana pada saat anakku masih kecil aku seharusnya banyak dekat dengan anak dan keluargaku untuk membina hubungan emosional yang erat, mendidik, mengajak bermain, bercanda tertawa,mengendongnya, namun semuanya pupus sudah, aku tidak mampu melakukan semua itu, hanya karena kekuranganku, keegoisanku, untuk memenuhi kebutuhan materinya, namun apa mau dikata semuanya aku lakukan juga untuk mereka, masa depan mereka, kehidupan keluargaku kelak, layakkah semua ini.

Terkadang aku berpikir, mengapa aku disini, untuk apa aku disini, sampai kapan aku disini, inilah pertanyaan dalam hati yang setiap hari ada dalam benakku yang selalu bentrok dengan hatiku. Apa sebenarnya yang aku mau cari, materi, kehidupan mewah, mobil mewah, dan segalanya yang mewah, lalu sampai kapan aku mampu mencapainya, 3, 4, 5 tahun atau sampai pension sampai keinginanku semuanya tercapai, sampai anakku semua dewasa, sampai anakku lupa dengan aku dan hanya tahu uang saja atau apa mana yang lebih penting keluarga atau impian-impianku untuk meraih semuanya, begitukah seoarang ayah yang bertanggung jawab, itulah pertanyaan dalam hatiku yang setiap saat terlintas.

Namun seandainya aku cepat risign, lalu apa yang harus aku lakukan nanti bagaimana dengan keluargaku, anakku, rumahku, mobilku dan semuanya yang telah aku capai selama bekerja di luar negeri, aku masih takut dalam mengahadapi semuanya itu, takut ngak bisa kerja, takut ngak dapat penghasilan, takut ngak bisa ngasih makan keluargaku, aku sudah terbiasa boros, terbiasa makan direstoran, terbiasa nyetir mobil sendiri, terbiasa belanja tiap bulan apa yang aku mau, namun akhirnya aku berpikir lagi, betapa bodohnya aku yang takut terhadap bayanganku sendiri, bayangan yang tidak memberikan dampak apa-apa, mengapa aku takut dengan semuanya itu yang hanya membuatku menjadi seorang yang bodoh, seorang yang tidak mempunyai jiwa tegar dalam mengahadapi kehidupan, menjadi penakut, menjadi pengecut, takut akan masa depan, tidak mempunyai jiwa yang optimis, dan hal-hal negative thinking lainya.

Aku tidak pernah belajar dari orang sukses, aku hanya belajar bagaimana membelanjakan uang saja, gajian, kirim uang ,bangun rumah, beli mobil,dan lain sebagainya yang semuanya itu merupakan barang-barang konsumtif yang tentukan tidak menghasilkan uang tetapi mengeluarkan uang dalam memeliharanya, tapi mau bagaimana aku butuh semua itu, butuh rumah,untuk tempat tinggal, butuh mobil untuk bepergian,aku sudah 5 tahun lebih namun masih merasa miskin belum punya apa-apa. Aku tidak pernah berpikir selama itu untuk membuat suatu target, ya target sumber kehidupanku kelak jika aku risign, aku seperti orang yang berlari ditempat sedangkan mereka sudah lari jauh menuju tujuanya, lalu sampai kapan aku seperti ini , aku sudah tidak muda lagi, lalu kapan aku memulai, memulai bangkit, mulai membuat target, memulai berusaha bisnis, aku tidak biasa bisnis, aku tidak tau bagaimana memulai bisnis, bagaimana kalau bangkrut, ya itulah negosiasi dalam hatiku yang terus berkecamuk yang selalui menghantui pikiranku sampai aku teringat pada suatu temenku yang sudah sukses dan mulailah terbuka pikiranku yang mengatakan dia aja bisa berhasil yang pendidikannya lebih rendah dari aku mengapa aku tidak bisa, aku harus belajar dari dia, apa yang dia lakukan, aku akan mencobanya juga, aku pasti bisa, bisa lebih dari dia, dan inilah akhirnya yang menetapkan diriku bahwa aku harus segera risign, apapun resikonya aku siap menghadapi, bukankah orang yang kaya berawal dari miskin, bukankah orang yang sukses berawal dari gagal, bukankah orang yang penghasilanya besar berawal dari penghasilan yang kecil, semuanya hanyalah waktu dan keuletan berusaha saja, risign lebih baik buatku daripada aku harus berdiam diri lama disini tanpa tujuan yang pasti hanya menghabiskan masa tanpa harapan dan tujuan, bukankah Allah,SWT telah menuliskan rezekiku, hanya usaha saja yang harus aku lakukan,mengapa aku masih takut.
aku harus memulai dari saat ini, pulang adalah keinginanku , seperti lagunya Ebiet G. Ade, AKU INGIN PULANG=AKU INGIN RESIGN

1 Comments:

Blogger Mamah Ani said...

halah..knapa hrs resign kalau udah enak sih ? bw aja anak istri, ngumpul
bisnis memang bagus, memberi pekerjaan kpd bbrp orang, tapi kan bisa dikendalikan dari mana saja ? kalau di LN take home pay nya udah enak, ya dilaju aja terus buat mengembangkan bisnis di tanah air. cari aja orang yang bisa dipercaya buat megang kendali di tanah air

2:23 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home