Tuesday, August 14, 2007

Tanggis Kaum Wanita (TKW)

Hampir setiap beberapa bulan sekali kita mendengar berbagai kasus yang menimpa tenaga kerja wanita asal indonesia entah pembunuhan, pelecehan seksual, penganiayaan dan sebagainya, baru-baru ini kasus yang serupapun terjadi pada 2 TKW asal Indonesia yaitu Siti Tarwiyah dan Susanti yang menyebabkan keduanya tewas karena penganiayaan yang dilakukan oleh majikannya di Arab Saudi. Wilayah Arab memang sangat potensial untuk menerima tenaga kerja wanita di karenakan bahwa orang Arab adalah orang pemalas yang yang hanya untuk minuh teh saja mereka butuh seorang pembantu untuk mengambilkanya. Hal inilah yang menyebabkan banyak PJTKI mengirimkan TKW ke Negara Arab ini dengan mengeruk keuntungan yang sebanyak-banyaknya dari TKW tanpa mempertimbangkan resiko bagi TKW tersebut dan Alhasil jika terjadi tindakan yang merugikan TKW sangat sedikit sekali PJTKI yang mau menyelesaikan masalahnya dan bahkan mereka cuci tangan.

Masalah penganiayaan TKW sebenarnya bukan hal baru bagi TKW asal Indonesia dan sering dan terulangnya kasus serupa seakan membuat bahwa hal-hal ini adalah wajar dan lumrah tanpa pernah menyelesaikanya kasus-kasus yang dialami TKW secara tuntas. Kurangya keberanian pemerintah mengusut kasus TKW secara tuntas inilah yang menyebabkan mereka kurang menghargai pemerintah Indonesia. Disamping itu tidak jelasnya aturan yang mengatur hubungan antar pembantu dengan majikan inilah yang semakin membuat posisi TKW terjepit dan ternista, betapa tidak TKW yang bekerja di rumah-rumah sangat sulit mengontrolnya dan bahkan sebagaian orang Arab menganggapnya mereka (TKW/PRT) adalah budaknya karena orang arab telah membelinya dari agen penyalur TKW. Perbudakkan di Arab sudah ada sejak dulu dan sampai sekarangpun sebgaian besar orang Arab masih memperlakukan perbudakkan dengan memperlakukan sewenang-wenang terhadap para TKW tersebut.

Arab Sauadi bukan negara yang tidak tegas hukum bahkan pemerintahan Arab Saudi memperlakukan Hukum Pancung dan gantung bagi para pelanggar hukum, namun demikian adanya sikap yang masih melindungi warganya sendiri dan masih lemahnya kekuatan politik bangsa Indonesia menyebabkan kasus demi kasus penganiayaan terhadap TKW Indonesia terulang terus. Disisi lain faktor rendahnya pembekalan yang diperoleh para TKW dari PJTKI yang memberangkatkan sewaktu di Indonesia juga sebagai kontributor besar akan tindakan kekerasan ini. Lemahnya komunikasi (Bahasa Arab) dan ketrampilan para TKW terhadap negara tujuan inilah yang kadang membuat para penerima kerja membuat jengkel yang akhirnya terkadang memicu tindakan-tindakan kekerasan karena pada dasarya orang Arab mempunyai karakter yang kurang sabar setiap meminta apapun mereka mengatakan "suroa"(cepat-cepat) dan itu sudah menjadi kebasaan Orang-orang Arab.

Sudah saatnya pemerintah menghentikan pengiriman TKW yang tidak profesional yang akan semakin memalukan dan menurunkan citra bangsa di mata dunia yang menganggap bahwa Indonesia adalah negara pengekspor tenaga kerja tanpa pendidikan, maka alangkah baiknya jika pengiriman TKW adalah bukan sebagai Pembantu Rumah Tangga tetapi mengantikanya dengan mengirimkan Tenaga-Tenaga Profesional yang mempunyai perjanjian kerja yang legal, sehingga setidaknya meminimalkan kasus-kasus tersebut dan akan mengangkat citra bangsa di mata dunia.

Usut tuntas kasus penganiayaan TKW dan Stop Pengiriman TKW (PRT), saatnya mengirimkan TKW-PROFESIONAL

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home