Sunday, August 19, 2007

Merdeka atau Miskin (MM)

62 tahun sudah kita memperingati HUT kemerdekaan Ri yang setiap tahunnya kita meriahkan untuk menyambutnya. Bebagai kegiatan dilakukan untuk menyambut HUT tersebut mulai dari menghiasi pagar-pagar dengan cat warna merah putih, disetiap gang-gang dibuat gapura yang penuh warna warni dengan janur melengkung diatasnya seakan menyambut tamu agung yang sebentar lagi akan memasuki ruang pertemuan. Namun sadarkan Pemerintah Indonesia dengan peringatan HUT RI? Peringatan hanyalah sekedar mengenang saja tanpa pernah berpikir betapa sulitnya para leluhur bangsa memperjuangkan kemerdekaan dulu yang dengannya mereka telah mengorbankan Jiwa dan Harta untuk memberangus para penjajah, namun di saat penjajah telah pergi dari Negara Indonesia dan Indonesia telah merdeka ternyata Bangsa Indonesia belum merdeka dari pemerintahan Negara Indonesia sendiri.
Mengapa demikian? Karena kita sebagai warga negara masih belum mendapatkan hak-hak sepenuhnya sebagai warga Indonesia, undang-undang dasar yang menyatakan menjamin bangsa indonesia akan kemakmuran dan akan mengunakan kekayaaan bangsa untuk kesejahteraan bangsa ini hanya digunakan oleh seperangkat kelompok Bangsa Indonesia saja, tanpa pernah memikirkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan bagi seluruh warga indonesia. Sebagai contoh sangat banyak sekali seperti meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok yang semakin mencekik rakyat kalangan bawah, meningkatnya biaya Listrik, Air, Telepone,gas, bensin, minyak tanah dan kebutuha sandang lainya tanpa dibarengi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat akan semakin mempersulit kehidupan masyarakat sehari-hari. Tidakkah pemerintah melihat bahwa masih banyaknya balita yang kurang giri, banyaknya masyarakat yang makana nasi aking karena mereka berpikir hemat dengan tingginya harga beras dimasyarakat. Tingginya biaya anak sekolah yang yang tidak terjangkau oleh masyarakat kelas bawah yang akan semakin menjerumuskan bangsa dan akan semakinmenambah angka kebodohan dan pengangguran serta kriminalitas, karena kebodohan masyarakatnya dikarenakan tidak mampu sekolah karena biaya yang mahal.

Sedih memang kalau kita rasakan, namun itulah kenyataan pahit yang mau tidak mau harus dirasakan oleh sebagaian besar Bangsa Indonesia. Betapa kita menginginkan seperti bangsa-bangsa lain yang Negaranya telah menjamin kesejahteraan warganya seperti Malaysia, Singapura, Kuwait, Abudhabi, yang sebagai warga negara akan merasa tentram dan sejahtera hidup dinegara sendiri betapa kita menginginkan seperti mereka dapat hidup di negaranya seperti di surga semua kebutuhan murah, bensin murah, kebutuhan makanan murah,kesejahteraan merata namun lain halnya dengan warga Indonesia hidup di Negara Sendiri bagaikan budak yang belum Merdeka, kebuthan pokok mahal, bensin mahal, sekolah mahal, sementara gaji pegawai dan para karyawan murah, itulah cermin Negara INDONESIAKU . Terus sampai kapan kita akan begini, HUT berganti dengan HUT (Hari Uang Tagihan .Red) namun kemiskinan tetap menjadi simbol, semboyan yang dulu didengungkan oleh para pejuang bangsa MERDEKA atau MATI, sekarang juga didengungkan oleh Pemimpin Bangsa Dengan cara yang berbeda yaitu Merdeka Atau Tetap MISKIN.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home