Wednesday, July 26, 2006

SEMUA KARENA KEHENDAKMU YA ALLOH

Sungguh sedih bila kita melihat berbagai kejadian di dunia ini melalui tayangan berbagai media entah itu Televisi,Radio,Koran-koran,Internet dan berbagai kabar berita yang dibawa orang melaui mulut-kemulut. Betapa tidak hampir berita yang kita dengar dan lihat tiap hari adalah kejadian-kejadian yang menyedihkan,mulai dari berita tentang kemiskinan rakyat Ethiophia menyebabkan ketidakmampuan orang tua menyediakan gizi yang cukup bagi anak-anak balitanya sehingga berakibat timbulnya penyakit kurang Gizi pada Balita (marasmus dan kwasiorkor)dan yang sangat menyedihkan lagi adalah karena terlambatnya bantuan makanan bahkan ada yang balitanya sampai meninggal dunia hanya karena orang tuanya
sudah tidak mampu memberikan makanan lagi bagi anak-anaknya.

Ah, kok jauh-jauh dinegara kita sendiri juga ada balita yang kurang Gizi juga,kok,ngapain kita harus membicarakan negara lain, memang benar dibeberapa negara selain Ethiopia juga ada balita yang kurang Gizi, tapi khan keadaanya,tidak separah di Ethiopia,ya begitulah,kita hanya bisa melihat,mendengar dan menyaksikan saudara-saudara kita menderita kelaparan,sementara kita membuang makanan, kelihatanya ironis,tapi kenyataannya demikian. Ethiopia hanyalah sebagian kisah sedih, ternyata kisah-kisah yang mengharukan juga masih banyak seandainya kita buat kronologisnya mulai dari agresi Amerika beserta sekutunya ke Irak berapa ratus ribu jiwa-jiwa yang tidak berdosa harus menyerahkan nyawanya ke tentara Amerika dan sekutunya, jiwa anak-anak kecil yang tidak tau menahu tentang permusuhan,jiwa-jiwa perempuan dan orang tua yang sudah tidak mampu lagi untuk melawan dan masih banyak jiwa-jiwa yang harus meregang nyawa karena rudal-rudal yang salah sasaran, hanya peluru dan rudal yang menghantam tubuh merekalah yang tahu kenapa ini semua terjadi.

Tangisan sudah tidak ada suaranya lagi,air matapun sudah kering karena hampir tiap hari mereka mengalami dan menjalani kondisi ketakutan dan ketidakpastian hidup, mereka hanya menunggu waktu untuk mati,kalau ngak hari ini ya,besok,kalau ngak besok,ya lusa,kalau ngak lusa ya,minggu ini,depan,dan seterusnya. Bisakah kita bayangkan dimana kita hanya bisa melihat dari koran,layar televisi,internet,dan radio yang hanya bisa mendengarkan jeritan dan tangis suaranya saja, Ah tidak, tidak, aku tidak mampu lagi melihat dan mendengar semua itu, kalau seandainya itu sebuah Film, maka sudah pasti akan sangat laris dibanjiri penonton, tapi itu bukan Film, itu kenyataan saudaraku, aku tidak berkata apakah kamu orang Irak, Amerika, Inggris, atau bangsa manapun, tapi seandainya engkau sendiri,saudaramu sendiri, atau bangsamu sendiri, atau bahkan keluargamu sendiri, masih mampukah engkau menghadapi semua itu.

Ternyata bencana dan peperangan diatas masih diikuti dengan datanganya gempa bumi yang terjadi di Samudra Hindia pada tanggal 26 Desember 2004 yang mengakibatkan gelombang Tsunami kawasan Asia,mulai, dari Aceh yang menyebabkan korban meninggal dunia lebih dari 126.000 jiwa,di srilanka lebih dari 45.000 jiwa,di India lebih dari 10.000 jiwa dan beberapa daerah sekitarnya hanya dalam sekejam mata memandang,mayat-mayat bergelimpangan dihampir semua tempat,baik dijalan-jalan,dipematang sawah,serta beberapa tempat yang sangat sulit dilakukan evakuasi karena tertimpa reruntuhan bangunan maupun tertimbun lumpur.

Sepertinya bencana-bencana itu silih berganti seakan-akan bumi telah marah, karena belum genap 2 tahun berlalu lepas dari Tsunami Aceh, pada tanggal 27 Mei 2006 datang lagi gempa di Jogyakarka yang menewaskan 5000 jiwa lebih, yang tidak diduga sebelumnya karena orang-orang sibuk memikirkan meletusnya Gunung Merapi tetapi tidak diduga justru datangnya bencana malah dari gempa bumi, dan hanya dalam hitungan bulan datang lagi gempa di Pangandaran Jawa Barat tepatnya 17 Juli 2006 yang menyebabkan gelombang Tsunami serta mwnewaskan korban jiwa sebanyak 600 jiwa lebih.

Kejadian demi kejadian diatas mengingatkan terhadap kita, betapa bodohnya manusia itu yang suka menyombongkan diri dengan kepandaiannya yang hanya diberikan ilmu oleh Alloh SWT bagai setitik air dilautan yang ternyata tidak mampu berbuat apa-apa jika memang Sang Penguasa Jagat Raya telah berkehendak.Walau sekuat Amerika Serikat yang mengklaim Negara Super Power bilamana terjadi bencana alam tidak mampu pula berbuat apa-apa, untuk itu marilah kita ambil pelajaran dari kejadian-kejadian tersebut hendaknya menambah tingkat ketaatan,rasa merendahkan diri,dan kewaspadaan dikemudian hari,karena kejadian-kejadian alam itu kemungkinan akan terulang kembali serta marilah kita menjaga keseimbangan Alam,karena Alam yang seimbang akan menjadi kawan bagi manusi,sebaliknya Alam yang tidak seimbang maka akan mendatangkan bencana.

Bukankah manusia diciptakan sebagai Khalifah dibumi agar menjaga keseimbangan Alam, tapi karena Manusia serakahlah yang menyebabkan Alam menjadi rusak,hutan gundul,pertambangan liar karena explorasi besar-besaran tanpa mempertimbangkan kelestarian Alam. Maka marilah sejak saat ini kita jaga keseimbangan Alam ini agar tetap bersahabat dengan manusia

Read more, here to get more info!