Tuesday, June 26, 2007

Tak Sealamanya Mejadi No. 1

Dalam kehidupan ini menjadi No.1 adalah dambaan banyak orang, tentunya yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat positif. Nomor 1 adalah nomor paling awal yang pasti menduduki urutan paling tinggi, dan inilah yang menjadi rebutan banyak orang. Siapa yang tidak kenal nomor satu, jika disebut orang nomor satu pasti kitapun tahu siapa dia. Jika yang kita maksud orang nomor satu dipemerintahan pasti dia adalah Kepala Negara (Presiden, Raja, perdana Menteri, Kaisar dsb). Di dalam dunia pendidikan juga nomor 1 menjadi rebutan, jika seandainya anda terpilih menjadi siswa teladan, sudah barang tentu anda adalah orang No.1 di sekolahan anda yang hal ini menunjukkan bahwa anda adalah orang yang dianggap pandai dalah bidang mata pelajaran sekolah, begitupun dalan dunia mahasiswa, hal ini tidak pula berbeda jauh.

Dunia senipun mengangkat orang No.1 ini diatas panggung dengan memberikan berbagai reward dan hadiah atas prestasi yang diraihnya. Betapa bahagianya jika seandainya andapun terpilih menjadi No.1 di dunia seni. Nomor 1 memang nomor paling "wahid" (Nomor Arab red) dimanapun nomor ini diberikan terhadap seseorang dengan berbagai macam latar belakang keahlian tetap membuat senag dan bahagia bagi penerimanaya. Siapa yang tidak kenal Myke Tyson si leher beton, Michael Jackson si penyanyi yang lincah dan terkenal sampai seantero jagad, President George W.Bush si president USA yang tukang perang, Valentino Rossi pembalap yang di Juluki The doctor, Michael Scumacher si pembalap Ferrari di F1 yang bergensi dan masih banyak yang lainya yang menduduki nomor 1. Tapi tahukah anda bahwa nomor satu tetaplah nomor satu, yang menjadi masalah bahwa nomor satu telah meningalkan mereka satu persatu yang berarti tidak ada selamanya orang menduduki peringkat nomor satu. Tetapkah Myke Tyson menjadi petinju nomor 1, Tetapkah Valentino Rossi menjadi pembalap No.1, tetapkah Michael Scumacher menjabat nomor 1, dan tetapkah George W. Bush juga menjadi presiden nomor satu. Kenyataanya tidak, dan tidak, mereka tergeser oleh aturan alam, oleh aturan Tuhan (Allah SWT) yang mengatur dunia, bahwa tidak ada sesuatu yang bersifat kekal, kecuali keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, lalu mengapa banyak orang sombong pada saat mereka menduduki nomor 1, merasa bahwa akulah yag paling hebat, genius, kaya, super power, raja dunia, dan sebagainya.

Layakkah itu semua diucapkan, pernahkan anda terbayangkan untuk mengucap syukur atas karunia Allah SWT bahwa itu semua adalah karunianya, dengan demikian anda akan menjadi tidak sombong, karena tidak selamanya anda akan tetap menjadi nomor 1, nomor satu hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Satu dan selamaya satu tidak ada duanya, dan akan tetap menjadi"NOMOR SATU" di jagad raya ini.

Read more, here to get more info!